Jumat, 08 April 2011

makalah perekonomian indonesia

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Penulisan makalah yang berjudul “Kualitas Bahan Baku Tempe Lokal” ini, bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peranan mereka dalam kegiatan perekonomian di indonesia serta bagaimana mekanismenya.
Saya menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan saya yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari Bapak dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia, serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Saya berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.







BAB I
LATAR BELAKANG

Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional,perekonomian akan saling terjalin dan tercipta suatu hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan jasa akan membentuk perdagangan antar bangsa. Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara.Terjadinya perekonomian dalam negeri dan luar negari akan menciptakan suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara satu negara dengan negara lainnya, salahsatunya adalah berupa pertukaran barang dan jasa antar negara.
Berkenaan dengan penjelasan di atas tentang perdagangan internasional Indonesia selalu melakukan ekspor dan impor untuk memanfaatkan sumber daya Indonesia serta meningkatkan pendapatan negara. Banyak komoditi barang yang di ekspor / di impor dari Indonesia. Di antaranya rempah-rempah, tekstil, hasil pangan, dan masih banyak lagi.
Pasar komuditas di indonesia masih sangat terbuka.Selain indonesia belum mempunyai teknologi bagus yang dapat mengimbangi produk-produk impor, masyarakat indonesia masih berfikir bahwa komuditas impor itu mempunyai kualitas lebih baik dari pada produk lokal. Produk impor tersebut tidak hanya berbentuk mesin atau spare part , tetapi produk makanan seperti TEMPE.Sedangkan gandum dan kacang kedelai yang pada dasarnya adalah bahan dasar dari TEMPE masih di impor dari Amerika. Dan produk itu semua permintaannya sangat di butuhkan di indonesia karena merupakan salah satu kebutuhan pokok dan mkanan tradisional indonesia.
Dalam makalah ini, saya akan membahas mengapa bahan dasar seperti TEMPE harus di Impor dari negara lain dan mengapa semua itu harus di imporr?? apakah bahan dasar di indonesia belum cukup atau kualitasnya buruk sehingga indonesia harus mengimpor bahan-bahan tersebut??
BAB II
MASALAH


 Apa yang menyebabkan mengapa bahan dasar seperti TEMPE harus di Impor dari negara lain dan mengapa semua itu harus di imporr?? apakah bahan dasar di indonesia belum cukup atau kualitasnya buruk sehingga indonesia harus mengimpor bahan-bahan tersebut ??



II.a.Landasan Teori
 HUKUM PERMINTAAN BARANG: Semakin turun tingkat HARGA,maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia di minta,dan sebaliknya semakin naik tingkat HARGA semakin sedikit jumlah barang yang bersedia di minta.
 HUKUM PENAWARAN BARANG: Semakin tinggi HARGA,semakin banyak jumlah barang yang bersedia di tawarkan.Sebaliknya,semakin rendah tingkat HARGA semakin sedikit jumlah barang yang bersedia di tawarkan.


BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

Mahalnya harga kedelai impor dalam dua bulan terakhir ini mengakibatkan kalangan perajin tempe kesulitan. Pasalnya, bahan baku tempe memang harus menggunakan kedelai impor dan tidak bisa diganti dengan kedelai lokal.

"Kalau menggunakan kedelai lokal hasilnya jelek. Karena kedelai lokal bijinya kecil-kecil dan tidak bisa membesar saat diolah. Beda dengan kedelai impor, bijinya besar dan bagus,"
Sementara harga kedelai impor saat ini sudah merangkak hingga Rp6.250 per kilogram, dari harga pada dua bulan sebelumnya yang hanya dikisaran Rp5.100 per kilogram.
Kenaikan ini menurutnya terjadi secara bertahap sejak dua bulan terakhir dan diperkirakan akan terus merangkak hingga Rp7.000 per kilogram. kondisi yang sama juga sempat terjadi sekitar tahun 2005. Bahkan saat itu, harga kedelai impor mencapai level Rp7.800 per kilogram. Karena pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp1.000 per kilogram, maka perajin tempe menjadi bertahan.
"Kami berharap pemerintah bisa menurunkan harganya biar kami tidak kesulitan. Katanya sih sekarang mahalnya harga itu juga dipengaruhi oleh adanya bea masuk (BM) impor kedelai yang tinggi. Itu harusnya dihapus saja biar harganya tidak mahal, bisa mencapai sekitar Rp5.000 per kilogram, seperti sebelumnya," keluhnya perajin tempe.
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap). Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta. Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat.
Semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat dan juga Pajak yang merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga. Jika suatu barang tersebut menjadi tinggi, akibatnya permintaan akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang.




BAB IV
PENUTUP

IV.a.Kesimpulan
Dari penjelasan di atas mengenai Apa yang menyebabkan mengapa bahan dasar seperti TEMPE harus di Impor dari negara lain dan mengapa semua itu harus di impor?
Bisa dijawab indonesia belum mempunyai teknologi bagus yang dapat mengimbangi produk-produk impor, masyarakat indonesia masih berfikir bahwa komuditas impor itu mempunyai kualitas lebih baik dari pada produk lokal. Mahalnya harga kedelai impor dalam dua bulan terakhir ini mengakibatkan kalangan perajin tempe kesulitan. Pasalnya, bahan baku tempe memang harus menggunakan kedelai impor dan tidak bisa diganti dengan kedelai lokal.

"Kalau menggunakan kedelai lokal hasilnya jelek. Karena kedelai lokal bijinya kecil-kecil dan tidak bisa membesar saat diolah. Beda dengan kedelai impor, bijinya besar dan bagus,".

IV.b. Saran
Upaya Pemerintah harus segera turun tangan menekan harga kedelai impor yang selama ini digunakan sebagai bahan baku berbagai produk olahan. Jika tidak, ribuan usaha rumah tangga pembuat tahu dan tempe dikhawatirkan terancam. kondisi itu sangat memungkinkan sebab dalam satu bulan terakhir, harga kedelai terus mengalami peningkatan. Kenaikan tersebut ditengarai berkaitan dengan wacana penerapan bea impor untuk sejumlah komoditas, termasuk kedelai menjadi 5 persen. Namun, kebijakan itu urung dilaksanakan. Sementara harga yang sudah telanjur naik tidak kunjung turun.Sebagai solusi jangka panjang,Indonesia harus melepaskan ketergantungan kepada produk kedelai asing. Produksi kedelai lokal perlu kembali digalakkan untuk memenuhi kebutuhan. Terlebih karena kedelai yang selama ini diimpor bukan kualitas yang tergolong baik. Namun untuk solusi darurat, tata niaga kedelai perlu dibenahi agar penguasaan harga tidak berada sepenuhnya di tangan importir.